Pengendalian diri dalam membelanjakan uang sangat dipelrrukan untuk menjaga kesehatn finansial/Net
Pengendalian diri dalam membelanjakan uang sangat dipelrrukan untuk menjaga kesehatn finansial/Net
KOMENTAR

PERASAAN baru kemarin terima gaji, tapi kok belum dua minggu sudah habis ya?

Pernah kah teman-teman merasa berada dalam kondisi semacam itu? Atau merasa tidak bebelanja dalam jumlah besar, namun uang bulanan dengan cepat habis?

Jika pernah, itu artinya, teman-teman perlu mengecek ulang kondisi kesehatan finansial diri sendiri.

Terkadang, kita secara tidak sadar mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Misalnya, ketika tidak ada niat belanja, tapi saat membuka e-commerce kesayangan, melihat sebuah merk tas sedang diskon besar, lalu tanpa pikir panjang segera memasukkan ke keranjang dan check out, lalu menunggu paket datang. 

Hal-hal semacam itulah yang sering menjadi godaan untuk mengendalikan diri dalam pengeluaran keuangan.

Sehingga, dalam beberapa kasus, kunci dari permasalahan finansial yang ada bukan karena uangnya yang kurang, melainkan karena kurannya pengendalian diri alias self-control.

Pengendalian diri yang buruk dalam hal finansial akan mungkin membuat Anda menjadi impulsif, atau tidak pikir panjang terlebih dahulu sebelum membeli sesuatu. Sehingga, pada akhirnya akan memicu masalah finansial tersendiri, bahkan mungkin dapat menyebabkan kesulitan dalam membayar tagihan. 

Alih-alih memiliki tabungan jangka panjang, Anda bisa saja justru terjebak dalam kesenangan "semu" ketika membeli sesuatu yang akan berbuntut pada tagihan atau utang yang menumpuk.

Karena itulah, mari bercermin kembali dan memperbaiki pengendalian diri kita agar lebih bijak ketika membelanjakan uang. Ada empat tips yang tidak ada salahnya dicoba untuk melatih pengendalian diri dalam hal keuangan, merujuk pada nationaldebtrelief

1. Need vs Want

Pahami apa yang benar-benar Anda "butuhkan" dan apa yang Anda "inginkan". Kebutuhan sifatnya adalah esensial, sehingga harus dipenuhi. Namun keinginan sifatnya tidak mendesak untuk dipenuhi segera, sehingga bisa dibeli atau dipenuhi di lain hari, saat kondisi keuangan sudah membaik.

Sehingga, sebelum melakukan pembelian, tanyakan dulu kepada diri Anda, "Apakah saya membutuhkan ini atau apakah saya menginginkannya?". 

2. Jangan Membuat Alasan

Terkadang, kita meyakinkan diri sendiri bahwa kita membutuhkan sesuatu dengan membuat alasan. Mungkin Anda merasa sedikit lelah pagi ini, sehingga Anda singgah ke gerai kopi untuk membeli secangkir kopi dalam perjalanan ke tempat kerja. 

Hal semacam itu sebenarnya bisa dihindari demi menghemat pengeluaran. Sebagai gantinya, Anda bisa membuat kopi di rumah dengan termos kecil agar menekan pengeluaran. 

Membuat alasan untuk pembelian sesuatu hal yang tidak esensial tidak jarang menjerumuskan Anda ke tumpukan utang. Sehingga diri Anda sendiri lah yang perlu membatasi hal tersebut dengan cara tidak mencari-cari alasan. 

3. Gunakan Uang Tunai

Untuk mulai belajar mengendalian diri dalam pengeluaran, ada baiknya Anda tetap menggunakan uang tunai dalam berbelanja. Pasalnya, tidak jarang penggunaan kartu debit atau kartu kredit membuat Anda merasa seperti menggunakan "uang sunguhan" karena penggunaannya yang mudah. 

Namun, jika Anda menggunakan uang tunai untuk segala hal, Anda merasa uang yang diperoleh dengan susah payah satu per satu pergi dari tangan Anda. 

Selain itu, dengan hanya menggunakan uang tunai, Anda juga akan lebih mudah menganggarkan pengeluaran. 

Hitung berapa banyak uang yang ingin Anda belanjakan selama seminggu dan pastikan Anda memanfaatkannya dengan bijak. Jika uang tersebut habis sebelum waktunya, Anda bisa dengan mudah melacak pembelanjaannya. 

4. Hindari Sumber Godaan

Di mana biasanya Anda sering membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak Anda butuhkan. Apakah itu kedai kopi? Mall? Atau Belanja online?

Dalam upaya belajar mengendalikan diri, sebaiknya hindari tempat-tempat di mana Anda paling rentan terhadap pengeluaran yang tidak penting.




Ingin Jadi Individu Sukses, Ini Alasan Mengapa Kita Butuh Dukungan Orang Lain

Sebelumnya

Gen Z dan Upaya Mengatasi Tantangan Sandwich Generation

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Family